KONEKSI ANTAR MATERI Modul 3.1.a.8.1
Kita sebagai seorang guru segala tingkah lakunya memang selalu dianggap role model bagi masyarakat, oleh karenanya membentuk nilai diri dan harus menjadi teladan bagi murid muridnya di sekolah. Untuk memudahkan kita mengambil keputusan yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman serta nyaman baginya seorang guru harus berpedoman pada asas pendidikan sebagai pratap triloka yang terdiri dari 3 semboyan yaitu ing ngarsa sung tuladha ing madya mangun karsa tut wuri handayani. Artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi dan di belakang memberi dukungan. Dengan konsep triloka tersebut maka seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat serta berpihak pada murid. Nilai yang tertanam pada seorang guru adalah nilai nilai kebajikan. Karena dalam diri guru diibaratkan seperti gunung es yang terlihat kecil tapi di permukaan air tapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawah. Nilai tersebut sangat penting dan berpengaruh pada pembentukan karakter dan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan. Kita sebagai calon Guru Penggerak harus ada nilai yang dipegang dan diimplementasikan seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpusat pada murid.. Dalam pengambilan keputusan diperlukan nilai atau prinsip pendekatan langkah langkah yang benar, sehingga keputusan tersebut merupakan yang paling tepat dengan resiko yang minim terutama bagi kepentingan atau keberpihakan pada murid. Untuk membuat keputusan berbasis etika diperlukan kesamaan visi budaya dan nilai nilai yang dianggap penting dalam sebuah instituisi. Sehingga prinsip prinsip dasar akan lebih jelas.
Keterampilan coaching merupakan menggali kemampuan orang lain dalam memecahkan masalah yang dihadapi coache. Ketrampilan coache yang harus dimiliki mampu memberikan pertanyaan berbobot, memiliki pembawaan yang positif, serta kemampuan mendengarkan dan memotivasi serta memandu percakapan. Pendekatan coaching dengan sistem among dapat diterapkan menggunakan metode TIRTA. Kegiatan coaching yang diberikan fasilitator membuat saya berlatih mengevaluasi apakah keputusan ini berpihak kepada murid, apakah sudah sesuai dengan kebajikan universal, apakah keputusan dibenarkan dan memahami keputusan belajar serta serta memahami sosial emosional siswa. Keputusan yang diberikan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran yang baik. Membantu saya mengambil keputusan yang tepat di tengah masalah dilema etika maupun bujukan moral.
Dalam melakukan proses pendidikan, seorang guru harus mampu memahami kebutuhan belajar. Dalam mengambil suatu keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan cara mengenali berbagai pilihan dan meminimalisasikan kesalahan dalam dilema etika.
Kita harus mampu melihat masalah yang dihadapinya apakah itu dilema etika atau bujukan moral. Kita harus mampu membedakanya. Cara pengambilan keputusan yaitu berpegang pada prinsip dan langkah langkah menguji keputusan dalam masalahnya, jika masalah dilema etika benar lawan benar maka harus ada pertimbangan dengan 4 paradigma pengambilan keputusan , 3 prinsip , serta 9 langkah pengambilan keputusan.
Sebagai pemimpin pembelajaran kita dihadapkan oleh masalah dilema etika tentu mengalami kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung bertentangan, pemimpin tidak merespon lantaran mereka lebih berwenang dan meyakinkan keputusan yang diambil telah sempurna. Dalam cara pandang adanya dilema dan bujukan moral. Untuk bisa mengambil keputusan yang kondusif, aman dan nyaman harus melalui tahapan mengenali terlebih dahulu dan melalui proses analisis yang cermat dan akurat.
Tantangan yang dialami adalah jika pengambilan keputusan banyak pihak yang tidak terlibatkan sehingga akan timbul beda cara pandang membuat beda persepsi. Kita ketahui bersama 4 paradigma 3 prinsip, dan 9 langkah uji
Ada 4 paradigma keputusan yaitu
1. Individu lawan individu ( Individu vs Comunity)
2. Kebenaran lawan kesetiaan ( Justice vs Mercy)
3. Keadilan lawan belaskasihan ( Truth vs Loyality)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang ( Shormtherm Vs Long Therm)
Ada 3 prinsip yaitu prinsip yang kita gunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yaitu:
1. berbasis hasil akhir ( End Based Thinking)
👉Melakukan pengambilan keputusan itu karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang )
2. berpikir berbasis peraturan (Rule based thinking)
👉 Melakukan pengambilan keputusan berdasarkan keputusan yang ada
3. berpikir berbasis rasa peduli. ( Care based thinking)
👉Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapakan orang lain terhadap anda)
Ada 9 tahapan pengambilan dan pengujian keputusan
âś… Mengenali nilai nilai yang saling bertentangan
âś… Menentukan siapa yang terlibat di dalamnya
âś…Mengumpulkan fakta fakta yang relevan dalam situasi ini
âś…Pengujian benar atau salah ( uji legal, uji regulasi , uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)
âś…Pengujian paradigma benar atau salah
âś…Prinsip pengambilan keputusan
âś…Investigasi opsi trilema
âś…Buat keputusan
âś…Meninjau kembali dan refleksikan
Kemudian topik modul ini bagi saya sebagai individu dan saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah sangat penting dan bermanfaat. Ibarat saya sedng berlayar dilaut luas saya diberikan kompas / petunjuk arah oleh materi modul 3.1 ini dan tentunya saya sangat berterimakasih kepada pembuat modul, yang menmukan teori ini sehingga saya dapat mengerti apa yang harus saya lakukan pada saat mengambil keputusan. Penghargaan yang setingginya kepada pemerintah lewat menteri pendidikan yang telah berupaya melakukan transformasi pendidikan dengan program CGP sehingga saya dapat menimba ilmu sebagai pemimpin pembelajaran khususnya dalam pengambilan keputusan sebagaipemimpin pembelajaran yang sennatiasa harus bertanggung jawab, berpusat pada murid dan menjunjung tinggi nilai kebajikan universal.
Salam Literasi dan Tergerak, Bergerak serta Menggerakan. Salam Bahagia
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusJika dibaca dengan teliti, koneksi materi nya sudah bagus. teruslah berkarya, salam sehat dan tetap bahagia
BalasHapus