Konsep Buku Non Fiksi
Resume Peretemuanke 15
Pertemuan ke 15 ini disambut dengan narasumber yang luar biasa , dan dimoderatori oleh Ms.Phia yang penuh hangat. Diiringi hujan rintik-rintik saya ikut menyimak materi topik Konsep Buku Non Fiksi, jemariku semakin kuat untuk tetap merangkai semampunya.
SEMANGAT BERSEMI 💪💪🏽🎊☕🥧 🥰 DAN MENGINSIPIRASI
Narasumber ini hebat seorang ibu , English Teacher yang juga adalah Founder Organisasi Masyarakat . Seorang ibu yang penuh ide, suka berinovasi dan semangat berbagi. Beliau adalah Ibu Musiin. M. Pd.
Sebelum dimulai diawali dengan berdo'a bersama. Kegiatan inti ada 4 kegiatan
1. Opening
2. Pemaparan Materi
3. Discussion
4. Penutup
SELAYANG PANDANG TENTANG NARASUMBER
Beliau adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Kami bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya saya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi.
Sebelumnya beliau hanya menulis untuk tugas-tugas kuliah maupun untuk tugas dinas. Tidak pernah bisa menulis. Terlintas ketakutan setiap akan menulis. Dan akhirnya, berhasil mengalahkan ketakutan dari diri saya sendiri. Ketakutan itu ternyata merendahkan potensi untuk menulis, ayoo Semangat💪
Apa saja ketakutan yang sering muncul?
1. Takut
tidak ada yang membaca.
2. Takut
ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Setelah memngikuti BM 21 saya diharuskan mempunyai blog untuk wadah menulis. Seteleh mengikuti BM Om Jay ini saya jadi semnagat menulis meskipun masih terbata bata ide. Dengan mengikuti resume saya jadi belajar menulis, semoga kelak menjadi penulis yang hebat. Aamiin👐
Menurut narasumber Musiin M.Pd bahwa Prof. Eko diibaratkan sebagai seorang Master Chef yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta. Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel. Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan.
Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian
CINTA MENULIS , Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa
menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan
yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip .
Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan
mengikuti kelas menulis, membuat resume dengan rajin
Mengapa Ingin Menulis ?
Dengan Menulis maka:
1. Mewariskan
ilmu lewat buku.
2. Ingin
punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun
offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.
BU MUSIIN ,S.Pd mempunyai keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik
di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan
bahwa kemiripan menarik kemiripan. Pikiran
menjadi penulis mengantarkan saya mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya
kelas Om Jay dan tantangan menulis
selama 1 minggu bersama Prof. Eko.
Dalam penulisan buku nonfiksi ada
3 pola yakni:
1. Pola Hierarkis (disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses).
3. Pola
Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini
diterapkan pada buku-buku kumpulan
tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)
Pola menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola
Klaster.
Proses penulisan buku
terdiri dari 5 langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis
Draf
3. Merevisi
Draf
4. Menyunting
Naskah
5. Menerbitkan
Langkah Pertama
Pratulis
1. Menentukan
tema
2. Menemukan
ide
3. Merencanakan
jenis tulisan
4. Mengumpulkan
bahan tulisan
5. Bertukar
pikiran
6. Menyusun
daftar
7. Meriset
8. Membuat
Mind Mapping
9. Menyusun
kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
Untuk melanjutkan dari
tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai
hal, contohnya
1. Pengalaman
pribadi
2. Pengalaman
orang lain
3. Berita di
media massa
4. Status
Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati
lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca
buku
Tema yang pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.
Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet. Pada saat saya menulis di awal pandemi Covid-19, jadi semua referensi berasal dari internet
Referensi terdir i dar i :
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal ,
atau informal ;
2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal ,
atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini
;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian
Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik
Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media
Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan
di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka
Literasi Digital
E. Level
Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan
Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital
BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset
Warganet +62
A. Perkembangan
Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi
Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun
Digital Mindset Warganet +62
Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)
SIAPA PAK YULIUS? Pak Yulius juga merupakan alumni gelombang 8 dan saya yakin beliau juga akan memberikan materi kepada Bapak Ibu. Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku. Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis. Anotomi Buku
1. Halaman
Judul
2. Halaman
Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman
Daftar Isi
4. Halaman
Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman
Prakata
6. Halaman
Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian
/Bab
8. Halaman
Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman
Glosarium
10. Halaman
Daftar Pustaka
11. Halaman
Indeks
12. Halaman
Tentang Penulis
Langkah kedua ; Menulis Draf
1. Menuangkan
konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak
mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
Langkah ketiga :Merevisi Draf
1. Merevisi
sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa
gambaran besar dari naskah
Langkah keempat; Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
1. Ejaan
2. Tata
bahasa
3. Diksi
4. Data dan
fakta
5. Legalitas
dan norma
Hambatan-hambatan dalam menulis
1. Hambatan
waktu
2. Hambatan
kreativitas
3. Hambatan
teknis
4. Hambatan
tujuan
5. Hambatan
psikologis
Bagaimanakah cara mengatasinya?
1. Banyak membaca
2. Mencari
inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin
menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan saya hobi memasak)
SESI TANYA JAWAB
Bagaimana caranya menyatukan tulisan kita yang
terpisah dalam status untuk dapat kita buat menjadikannya sebuah cerita
fiksi.
Media sosial adalah keniscayaan sampai lahir varian baru peribahasa JARI-JARIMU adalah HARIMAUMU. Om Jay telah mengajarkan sesuatu yang sangat berharga dengan menulis setiap hari di blog. Ini adalah bagian dari menyatukan sesuatu yang tercecer dan pasti akan menjadi sangat menarik karena berdasarkan apa yang kita alami dan kita rasakan. Status yang kita tulis adalah refleksi dari apa yang kita rasakan, dan ini akan menjadi sesuatu yang bermakna jika berupa buku.
Ketika menulis tesis, kita berangkat dari masalah, kemudian kita mencari solusi dengan berpeganf pada teori yang mendukung
Teori ini yang menjadi pijakan kita mencari jawaban dan saya yakin jawaban yang diperoleh adalah open ending solusi. Pasti timbul lagi masalah baru. Nah inilah momentum untuk menulis, sehingga tulisan kita adalah tulisan baru yang terinspirasi dari tesis kita.
Sumber informasi buku non fiksi Di era informasi yang begitu deras ini, dalam hitungan detik informasi baru selalu muncul., kita tidak boleh begitu saja mempercayai suatu sumber. Salah satu cara untuk mengenali apakah informasi itu valid dengan memverifikasi sumber berita.
Kita bisa mengenali
apakah sumber berita tersebuat hoax atau fakta dengan berbagai aplikasi.
Aplikasi plagiarism
checker bisa mendeteksi apakah tulisan tersebut copy paste dari tulisan orang
lain.
Google image juga
sangat membantu kita mengetahui kebenaran suatu sumber dengan cara copy gambar
dari berita dan kita cari di google pencarian gambar.
Banyak aplikasi yang membantu kita untuk mengetahui kebenaran suatu sumber. Bapak Ibu bisa menggunakan sumber yang diambil dari internet sepanjang Bapak Ibu menuliskan sumbernya.
MAKASIH BU umi. Kren dan lengkap. ,mantap
BalasHapusnice resume 😊☺
BalasHapustetap semangat bu salam kenal dari tengahnya sulawesi tolitoli ☺
Mantap ,komlit dan padat ,kreeeeen
BalasHapusLengkap 👍
BalasHapusBismillah.
BalasHapusMasyaAlloh bagus Bu,,ttp semangat 💪